Setiap manusia pada umumnya dan muslim pada khususnya
menghendaki sukses dalam hidupnya baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Menurut Al-Qur’an Surat :
“Sesungguhnya jawaban
orang-orang mukmin bila mereka dipanggil
kepada Allah dan Rasulnya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara
mereka ialah dengan ucapan kami mendengar dan kami taat dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung. (Qs : An-Nur-51)”
Kepribadian orang yang beriman itu dapat terlihat dari
perkataan dan perbuatan dimana ia senantiasa mendengar dan taat terhadap apapun
yang menjadi ketetapan Allah SWT dan Rasul-NYA. Mendengar artinya mendengarkan
apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang dilarangnya, dan mereka
berusaha sungguh-sungguh memahami
kehendak Allah dan Rasul-NYA. Sedang ketaatan yang di maksud adalah ketaatan
dalam menjalankan syariat, baik berupa perintah maupun larangan yang di
tetapkan Allah dan Rasul-NYA dalam Al-Qur’an dan As-sunnah. Jadi, setelah
memahami tanpa banyak bertanya atau mempertanyakan segera mereka ikuti dengan
ketundukan dan kepatuhan untuk menjalankannya.
Kewajiban untuk taat kepada syariat ini di jelaskan oleh
Allah dalam Al-Qur’an Surat :
“Kemudian kami jadikan kamu (Muhammad) berada di atas syariat (peraturan) dari urusan (Agama itu) maka ikutilah syariat itu
dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (Qs.
Al-Jazsiyah-18)”
Oleh karena itu, adanya perintah larangan itu harus kita
sambut dengan penuh kesyukuran karena dengan itu kita bisa mendapatkan apa yang
bermanfaat dan menghindar dari apa yang membahayakan. Syariat Allah SWT juga
merupakan wujud keadilan-Nya. Ketika Allah menurunkan perintah dan larangan,
sesungguhnya dia tidak punya kepentingan apapun selain untuk mewujudkan kasih
sayang dan keadilan bagi kehidupan manusia. Seandainya semua manusia taat,
sesungguhnya ketaatan itu tidak ada manfaatnya bagi Allah. Sebaliknya jika
semua manusia ingkar, sama sekali Allah tidak di rugikan. Teramat mudah bagi
Allah untuk membinasakan semua manusia yang ingkar dan menggantikannya dengan
makhluk baru yang semuanya tunduk kepada-Nya. Hal itu berbeda dengan ketetapan
yang di buat oleh manusia. Manusia adalah makhluk yang memiliki syahwat dan
keinginan, sehingga ketetapan manusia akan mudah di pengaruhi keinginan
syahwatnya sendiri. Manusia senantiasa dipengaruhi oleh kepentingan dirinya
keluarganya maupun golongannya. Hanya manusia yang taat kepada Allah sajalah
yang bisa mewujudkan keadilan dimuka bumi. Meninggalkan syariat Allah akan
menyebabkan terjadinya kedzaliman di muka bumi. Wallahu a’lam bish shawab.